MATERI DASAR KEPASKIBRAAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH
Paskibra ialah suatu ekstrakurikuler yang dapat menjadi media bagi anggotanya untuk membentuk nilai-nilai penting dalam diri. Di dalamnya terdapat nilai nilai seperti kedisiplinan, cinta tanah air, patriotisme, dan lain-lain. Oleh karena itu upaya dan partisipasi semua pihak sangat diperlukan terutama pihak sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler Paskibra merupakan salah satu organisasi yang berperan penting di sekolah. Paskibra merupakan ekstrakurikuler yang bisa dipilih oleh kelas VII/VIII atau X/XI. Kegiataan kepaskibraan diharapkan dapat membentuk karakter siswa untuk menjalankan perannya baik di sekolah maupun di masyarakat.
Macam kegiatan ekstrakurikuler Paskibra :
- Latihan baris-berbaris (PBB)
- Latihan upacara bendera (TUB)
- Latihan penguatan fisik dan mental
PERBEDAAN PASKIBRAKA DAN PASKIBRA
Paskibraka adalah Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang bertugas melaksanakan pengibaran dan/atau penurunan duplikat Sang Saka Merah Putih pada upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di tingkat kota/kabupaten, provinsi, dan/atau nasional.
Paskibra adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera yang bertugas mengibarkan Bendera Merah Putih ditingkat sekolah, kantor diplomatik Perwakilan Indonesia di luar negeri, serta di suatu instansi atau organisasi.
SEJARAH SINGKAT PASKIBRAKA
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, yaitu Mayor Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan yaitu sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, beliau kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
- Pasukan 17 / pengiring (pemandu).
- pasukan 8 / pembawa bendera (inti).
- Pasukan 45 / pengawal.
Formasi tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945 (17-8-45). Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.
PERATURAN BARIS-BERBARIS (PBB)
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan disiplin dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu. Maksud dan tujuan dari PBB sendiri adalah untuk menumbuhkan sikap tegas, percaya diri, disiplin dan rasa tanggung-jawab.
Terdapat beberapa peraturan dasar PBB yang sering digunakan sesuai dengan kebijakan didaerah masing-masing.
- SKEP PANGAP nomor: SKEP/611/N 85 tanggal 8 oktober 1985.
- PBB-TNI AKMIL nomor: SKEP/23/III/2002 tanggal 4 maret 2002.
- PERPANG TNI no.46 tahun 2014.
- PERPANG TNI no 58 tahun 2018.
- Dan lain-lain.
- Aba-aba petunjuk;
"kepada bendera merah putih, hormat - GERAK"
"kepada inspektur upacara, hormat - GERAK" - Aba-aba peringatan;
"kepada pemimpin upacara, hormat - GERAK"
"Langkah tegap maju - jalan" - Aba-aba pelaksanaan;
"jalan ditempat - GERAK"
"lari maju - JALAN"
"periksa kerapian - MULAI"
GERAKAN DASAR PBB
- Sikap sempurna.
- Sikap istirahat.
- Penghormatan.
- Periksa kerapian.
- Meluruskan barisan.
- Berhitung.
- Perubahan arah ditempat.
- Berkumpul dan bubar.
TATA UPACARA BENDERA (TUB)

Upa : rangkaian.
Cara : tindakan, gerakan.
SUSUNAN PETUGAS UPACARA
- Pemimpin Upacara.
- Pengatur Upacara.
- Pembawa Upacara.
- Pemimpin barisan/kelas.
- Pembawa Naskah Pancasila.
- Pembaca Teks Undang-Undang Dasar 1945.
- Pembaca Do’a.
- Pemimpin Lagu (Dirigen).
- Kelompok Pengibar:
- Pengerek bendera.
- Pembawa Bendera.
- Pembentang bendera. - Kelompok paduan suara.
SUSUNAN ACARA UPACARA
- Acara Persiapan
- Barisan di pimpin oleh masing-masing pimpinan barisan
- Pemimpin Upacara memasuki Lapangan Upacara
- Penghormatan Kepada Pimpinan Upacara
- Laporan Tiap-tiap Pimpinan Barisan
- Pemimpin Upacara Mengambil Alih Pimpinan - Acara Pendahuluan Laporan pengatur upacara Kepada Pembina Upacara
- Acara Pokok
- Pembina Upacara Memasuki Lapangan Upacara
- Penghormatan Umum
- Laporan Pemimpin Upacara
- Pengibaran Bendera Merah Putih
- Mengheningkan Cipta
- Pembacaan Teks Pembukaan UUD 1945
- Pembacaan Teks Pancasila
- Amanat Pembina Upacara
- Menyanyikan Lagu Wajib Nasional
- Pembacaan Doa
- Laporan Pemimpin Upacara
- Penghormatan Umum
- Pembina Upacara Meninggalkan Lapangan Upacara - Acara Penutup
- Laporan Pengatur Upacara Kpd Pembina Upacara
- Pemimpin Upacara Menyerahkan pimpinan
- Penghormatan Kepada Pemimpin Upacara
- Pemimpin Upacara meninggalkan lapangan Upacara
TAHAPAN PENGIBARAN BENDERA
- Memegang tali
Pengerek dan pembentang bendera memegang tali bersama – sama, bukan memegang tiangnya, punggung tangan yang memegang tali menghadap ke depan. - Membka tali
Kemudian pengerek bendera mulai membuka tali pada tiang, perhatikan cara membuka talinya. - Melihat keatas tiang
Pengerek melihat keatas untuk mengechek apakah talinya sudah benar ataukah terbelit. - Penyerahan salah satu taliSetelah posisi tali benar berikan / serahkan salah satu tali pada pembentang bendera.
- Penyelamatan
Pengerek melakukan tindakan penyelamatan gaya tindakan penyelamatan ini bebas, yang penting adalah tali tersebut tidak terlepas dari tangan pengerek. - Pemasangan pengait
Selanjutnya pengerek bendera memasang catok pada bendera, catok yang sebelah atas ke bagian warna merah dan catok yang satu lagi ke bendera warna putih. - Penyerahan tali
Kemudian pembentang menyerahkan tali yang dipegangnya ke pengerek. - Pembentangan bendera
Pembentang mundur 3 langkah ke belakang, setelah tiga langkah ke belakang baru bendera dibentangkan. Bersamaan dengan mundurnya pembentang, pengerek menarik tiga kali ( kondisikan ) Selanjutnya pembentang menolehkan kepala ke arah Pemimpin Upacara dan memberikan isyarat dengan lantang dan keras “ Bendera Siap “. Pemimpin Upacara memberi aba – aba penghormatan pada bendera merah putih. - Pengerekan bendera
Tindakan selanjutnya adalah pengerekan bendera Pembentang maju kedepan dengan langkah yang tegap dan tangan yang masih membentangkan bendera, langkahnya tidak kaku, tidak santai, tidak asal – asalan, setelah sampai didepan tiang lemparkan ujung bendera berwarna putih ke arah belakang pembentang yang sesuai dengan arah angin. Bendera dikerek seirama dengan lagu Indonesia Raya, posisi telapak tangan pengerek, pengulur, dan pembentang menggenggam. Keadaan tangan Pengerek dan pembentang pada saat pengerekan terlihat seperti cermin. Bendera harus sudah sampai dipuncak tiang pada kata “ Hiduplah ……” bait terakhir dari Lagu Indonesia Raya. Ketika aba – aba “ TEGAK = GERAK “ dari Pemimpin Upacara, maka Pengerek dan Pembentang langsung mendekatkan tangan pada tiang, dan tali dari Pembentang langsung diambil oleh pengerek. - Pengikatan tali
Langkah yang terakhir adalah pengikatan tali pada tiang. Pengikatan tali ini dilakukan oleh Pengerek Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di tangan pengerek harus diikatkan terlebih dahulu dengan kuat, kemudian kedua tali diikatkan sampai tali tersebut habis.
MATERI KEPEMIMPINAN BERORGANISASI

SYARAT MENJADI PEMIMPIN
- Bertanggung jawab.
- Disiplin dalam segala hal.
- Tegas dalam mengambil keputusan dan tindakan.
- Bijaksana dan jujur.
- Mengayomi dan memberi contoh yang baik kepada anggotanya.
STRUKTUR ORGANISASI
- Komandan satuan.
- Wakil komandan.
- Sekertaris.
- Bendahara.
- Seksi bidang:
- Operasional.
- Humas.
- Inventaris.
- Kesehatan.
- Dekorasi dan dokumentasi.
- Keamanan.
KODE ETIK DAN TATA TERTIB
- Jika bertemu yang lebih tua sapalah terlebih dahulu.
- Bersikap ramah (tidak menentang).
- Jika di ajak bicara tataplah wajahnya dan pandangan tetap lurus ke depan, jangan membuang pandangan / muka.
- Jika terburu – buru mintalah permisi.
- Ketuklah pintu terlebih dahulu sambil mengucapkan salam sebelum memasuki ruangan.
- Jangan masuk sebelum di persilahkan masuk.
- Katakan maksud dan tujuan kita.
- Jangan duduk sebelum di persilahkan duduk terlebih dahulu dan ambilah sikap duduk yang baik.
- Jangan sekali – kali memegang meja.
- Uraikan maksud dan tujuan kita.
- Setiap di ajak bicara jangan memalingkan pandangan dan mengalihkan pembicaraan.
- Jika di beri pertanyaan jawablah dengan tegas dan jelas serta sopan ( jangan menjawab dengan menggunakan kepala ).
- Bicaralah dengan baik dan sopan.
- Jika sudah selesai ucapkan salam dan kembalikan kursi pada posisi semula.
- Waktu makan posisi tubuh tegak.
- Sendok di pegang oleh tangan kanan dan garpu di pegang oleh tangan kiri.
- Cara memegang sendok dan garpu sama dengan memegang pena.
- Diwaktu sedang makan tidak ada yang bicara.
- Sebelum dan sesudah makan selalu membaca do’a.
- Putra rambut pendek disisir rapih model sederhana.
- Putri rambut disisir rapih dan diikat.
- Berpakaian rapih dan bersih.
- Berpakaian sesuai ketentuan.
- Tidak boleh melipat lengan baju kecuali pakaian bebas.
- Jika menghadiri pertemuan sebaiknya menggunakan kemeja.
- PDU harus dipakai lengkap
- Tidak boleh duduk sembarangan kecuali dikursi.
- PDU digunakan sesuai dengan ketentuan.
MOTTO PASKIBRA
SEMBOYAN PASKIBRA
SA : Salam
TO : Tolong
TE : Terima kasih
MA : Maaf
Komentar
Posting Komentar